Daftar Blog

Wednesday 23 July 2014

See That? Part 14 (Last Part)

"Hoahm..."
BRUK!!!
"Aduh... Duh..." ringisku. Begitu membuka mata, aku langsung diberikan pelukan maut. "Miku?"
"Rin bodoh!!! Bodoh!!! BAKA BANGET!!! Kamu tuh dasar bokep tingkat tinggi!! Hiks..." kata Miku sambil sesenggukan. "Untung kamu selamat...."
Miku melepas pelukan mautnya. Ia mengelap air matanya. Tak kusadari, air mataku juga ikut menetes.
"Aku kangen kamu... Hiks..." kataku. Giliranku untuk memberikan pelukan maut.
"Selamat ya, Rin! Sekarang, setiap hantu yang melihatmu pasti menyingkir ketakutan. Sekarang, kita tidur yuk! Sudah jam 2 pagi tahu!" ajak Miku. Aku mengangguk.
Esoknya....
Aku memetik bunga mawar dari pekarang rumah. Aku akan meninggalkan rumah ini dan kembali ke Jepang.
Sebenarnya sejak dulu, aku tidak tahu aku berada di lokasi apa ini.
Aku mencium bau harum dari bunga mawar ini.
"Mulai sekarang, nama tempat ini adalah 'Iku' yang berarti 'pergi'. Maka semua hantu di tempat ini HARUS PERGI." kataku sambil melirik rumah dengan tajam. Aku bisa merasa "penunggu" rumah ini ketakutan denganku.
Aku tersenyum licik.
"Rin! Ayo!" ucap Miku memanggilku.
"Baik~!"
 [END]

Jangan ragu-ragu memberikan kritik dan saran, ya! ^_^
 Rin~

See That? Part 13

Tak... Tak...
Seorang hantu berjas hitam rapi, bertentakel, dan bermuka rata datang bersama seorang wanita berleher panjang.
Hantu berjas yang sering dipanggil Slenderman itu menyentuh pundak seorang manusia berambut kuning pendek.
Manusia itu tak bergerak sama sekali.
"HIYAH!!!"
Slenderman berbalik dan mendapati wanita berleher panjang itu menghilang dan digantikan oleh debu berasap kehitaman.
"GILIRANMU!!!" teriakku sambil memegang sebilah kayu panjang dan memukul Slenderman itu berkali-kali dengan sangat keras.
Mulanya aku tersentak karena kepala Slenderman terlepas dari tubuhnya dan tubuhnya masih bisa bergerak, namun aku tak gentar. Aku tahu, Miku, Len, Mikuo, dan semua orang yang menyayangiku pasti mengharapkan aku pulang dengan selamat.
"HIYAH!!!! MUSNAHLAH KAU HANTU GILA!!!!!" teriakku memukul sekali lagi pada Slenderman.
BRUASH....
Slenderman menghilang dan digantikan dengan debu dengan asap yang berwarna kehitaman.
"Selamat...." gumamku.

Rin~

See That? Part 12

Aku menjerit dan menangis kembali, lalu berlari lagi.
KENAPA...
KENAPA...
KENAPA UJIAN INI BEGITU SULIT?!
"ANNABELLE!!!! BUKANKAH KAMU MAU MEMBANTUKU!?! KENAPA UJIANNYA SEBERAT INI, HAH?! KAMU MAU MEMBUNUHKU?!" teriakku dengan amarah yang meluap-luap.
Tiba-tiba aku merasakan angin lembut yang membuatku bulu kudukku berdiri. Aku berhenti berlari dan mematung.
"Kenapa kamu begitu ragu akan keteguhan hatimu, Kagamine-san?" tanya sebuah suara dengan nada lembut, namun sedikit menyisakan rasa mencekam.
"Ragu? Aku?" gumamku tak sadar. "Aku tak ragu!!! Hanya saja, aku terlalu takut!"
"Apa yang kau takutkan dari hantu-hantu itu?" tanya suara itu lagi.
"Aku..." Aku tak bisa menjawab. "Aku...."
Entah kenapa, saat aku berbicara dengan suara itu, aku merasa tenang dan tidak ketakutan lagi.
"Hantu itu tidak akan memakanmu hidup-hidup, kan? Apa kamu pernah melihat hantu memakan manusia?" kata suara itu semakin geli.
Aku semakin tak bisa menjawab.
"Kau tahu ini hanyalah mimpi, namun kau ragu. Hantu itu memang menyeramkan, namun sebenarnya tidak! Hantu itu lebih lemah daripada manusia. Pancarkan kelebihanmu pada hantu-hantu itu! Berkatalah pada dirimu, hantu itu tidak akan bisa menyakitimu. Ingatlah, aku selalu berada di sisimu." ucap suara itu. Aku tersenyum.
"Jadi, apa kamu tahu apa yang harus kamu lakukan?" tanya suara itu.
"Ya!" jawabku mantap.
"Apa kamu tidak akan ragu-ragu lagi?"
"YA!!"

Rin~

See That? Part 11

"Sadarlah kau, ini hanyalah mimpi", "Semua ini hanyalah ilusi". Aku berkata pada diriku; "SADARLAH, INI HANYALAH MIMPI DAN ILUSI! CAMKAN ITU!"
Tak... Tak...
"AARGH!!!" jeritku ketika melihat wanita berleher panjang itu. Aku berlari beberapa langkah dan menghentikan pelarianku.
HANTU BERMUKA RATA ITU BERADA TEPAT DI DEPAN WAJAHKU.
"GYAAAA!!!!" teriakku dengan jantung hampir mau copot. "Ya Tuhan, kenapa harus terjadi?!"
Suasana semakin mencekam ketika nyanyian dari bahasa hantu itu terus diperdengarkan. Bahkan bisa jadi suara nyanyian itu semakin keras. Tiba-tiba aku ingat sesuatu.
"Ini hanya ilusi! YA!!! ILUSI!!! Ayolah, percaya! Ini hanya ilusi. Rin, kau harus percaya!" aku mencoba untuk mulai bangkit. Walaupun takut, aku harus melawan kedua hantu menyeramkan ini.
Aku mencoba meneguhkan hatiku agar percaya bahwa ini hanyalah ilusi dan mimpi semata. Sebenarnya, hantu itu tidak ada di dunia ini!
Aku mencoba untuk tenang dan menutup kedua mataku. Teguhkanlah hatimu, Rin. Sebentar lagi, ujian ini akan selesai dan kamu bisa hidup dengan tenang seperti dulu!
Ketika aku membuka mata, aku tersentak.
KEDUA HANTU ITU... BERADA TEPAT DI DEPANKU...!!!!!!

Rin~

See That? Part 10

"Miku? Kamu dimana?!" teriakku semakin ketakutan.
"Aku ada di dunia nyata!" jawab Miku entah dimana.
"A.... Aku tak mengerti..." gumamku sambil mengelap air mataku yang tersisa.
"Tegarlah, Rin!! Jika kamu kuat, maka ujian ini akan cepat selesai!" Miku berusaha menyemangatiku.
"Sebenarnya apa tujuan ujian ini?! Untuk menghilangkan keberanian dan kewarasanku, hah?!" seruku sangat marah.
"Bukan begitu. Setelah ujian ini selesai, maka kamu akan mendapatkan mantra untuk mengusir hantu-hantu!"
"Benarkah itu? Tetapi ujian ini amat berat bagiku... Apakah tidak ada cara lain yang lebih baik?"
"Tidak ada lagi. Satu-satunya cara menghilangkan rasa takutmu adalah menyadari semuanya hanyalah mimpi!! KAMU BISA MELAKUKAN APA SAJA DI MIMPIMU, RIN!!!" teriak Miku. "Sekarang, cepatlah berpikir sebuah cara untuk mengusir kedua hantu itu. Sebab kedua hantu itu akan segera datang!"
Tiba-tiba suara Miku semakin tak jelas, lalu tidak terdengar lagi. Malah terdengar nyanyian-nyanyian menyeramkan. Sepertinya berasal dari bahasa Neptunus.
Dari nyanyian itu, aku menangkan dua buah kalimat.
"Ipmim halaynah ini, uak halradas" dan "Isuli halaynah ini aumes" mungkin saja itu adalah bahasa hantu!
"AKU TAHU!!"

Rin~

See That? Part 9

"JANGAN DEKATI AKU!!!!!! JANGAN!!!!" teriakku ketakutan. Hantu wanita itu tetap mendekatiku sambil bergumam.
Aku berlari menuju lorong yang kulihat sambil menangis. Kenapa? Kenapa kejadian ini harus menimpaku!?!
BRUK!!!!
"GYAAAAAA!!!!" teriakku lagi ketika aku melihat hantu berjas rapi yang bermuka rata. Ia mendekatiku sambil menggoyangkan beberapa pasang tentakelnya.
Aku berbalik dan berlari lagi. Tiba-tiba terdengar suara yang sangat famili bagiku.
"RIN!!!! BERTAHANLAH!!!! Sebentar lagi, ujian ini akan selesai!!!"
"U-Ujian? Apa maksudmu?" tanyaku sesenggukan.
"Rin, ini aku, Miku. Sebenarnya ketika jendelaku pecah karena beberapa batu tadi, kamu pingsan. Dan pada saat itulah, Annabelle yang berada di belakangmu tak sengaja menyentuh batu-batu itu. Dan ternyata, batu-batu yang menyebabkan pecahnya jendelaku itu sebenarnya runtuhan memorinya dulu. Sekarang, ia sedang membantumu dalam mengusir hantu-hantu yang mengganggumu dalam bentuk memberikan ujian seperti ini!"

Rin~

Sankaku Kankei!!! 16

Setelah Luka-sensei berdiskusi dengan Meiko-sensei selama beberapa saat...

Luka-sensei kembali ke kelas 11-A...

"GIMANA SENSEI?!" Len langsung menyerbu Luka-sensei.

"Jadi keputusannya adalah..." Luka-sensei mendesah.

Mikuo tampak tegang, Rin dan Len melonjak-lonjak penarasan, aku merinding mendengarnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Teto nggak akan dipindahkan, yang dipindahkan itu Miku, Mikuo, dan Len, karena Meiko-sensei pusing dengerin kalian ribut." Luka-sensei terkekeh geli.

"APA?!" Len histeris.

"DIPINDAHIN KEMANA?!" Mikuo kaget.

"Haduh, pindah-pindah kelas mulu!!" Aku menghentakkan kaki karena kesal.

"EH!? MIKUO-KUN  YANG PINDAH?!" Teto tercengang.

"Ke kelas 11-B aja, kata Meiko-sensei. Ted, kau sekelas dengan Teto lagi." Pernyataan Luka-sensei membuat Ted kegirangan. Teto tidak bisa berkata-kata.

~Miku

(Nah, hari ini, cukup disini dulu ya? Besok, janji deh, dilanjutin *kemungkinan* agak malem deh ya? Hehehe. Ada gangguan teknis *gaya banget ya*, jadi terpaksa dilanjut agak malem... Ok deh, kelanjutannya tunggu besok yaaa! Dadaaah~!)

Sankaku Kankei!!! 15

Sesampainya di 11-A...

"LUKA-SENSEI!" Mikuo menarikku masuk.
"AKU NGGAK MAU MASUK KESINI!!!" Jeritku kesal.
"Udah dibilangin, jangan banyak protes!" Mikuo mendekati meja Luka-sensei.

"Ada apa, Mikuo?" Tanya Luka-sensei.
"AKU MAU, MIKU PINDAH LAGI KE 11-A!" Mikuo mengutarakan keinginannya.
"Eh?! Bagaimana dengan si Kasane Teto?" Tanya Luka-sensei.
"PINDAHKAN DIA KE 11-C SEKALIAN." Len menyahut, Teto melirik kearah Len dengan sangat marah, sekali lagi, sangat marah.

"SETUJU!" Sahut Rin sambil melonjak.

"Jika aku di 11-C, aku akan... BERJAUHAN dengan Mikuo-kun?!" Teto tampak tidak puas.
"Yap." Mikuo mengangguk bahagia.
"AKU AKAN TERBEBAS DARI BELENGGU KASANE TETO!!!" Mikuo melonjak bahagia.

"KENAPA KAU BEGITU SENANG, PADAHAL KITA AKAN TERPISAH SANGAAAAAAAT JAUH?!" Teto memulai aksi lebay-nya.
"AKU SANGAT BAHAGIA, SENSEI, PINDAHKAN KE 11-Z!!!" Mikuo melonjak-lonjak.
"ITU LEBIH JAUH!!! JANGAN!!!" Teto memelas.

"Kelas yang cocok untukmu adalah kelas 11-Z." Len menyahut.
"Sangat cocok." Rin mengangguk-angguk.
"T-TAPI! AKU NGGAK MAU PISAH DENGAN M-" Bantahan Teto dipotong.

"JANGAN PROTES! SENSEI, PINDAHIN DIA KE 11-D AJA! Kan beda lantai dengan 11-A!" Potong Rin.
"Boleh juga... Sensei ngomong ke Meiko-sensei dulu ya." Luka-sensei bergegas ke 11-B.

"Eh, aku jadi di 11-A lagi? Seriusan?" Tanyaku.
"YAP!" Mikuo mengangguk.
"Serius?" Aku masih nggak percaya.
"SERIUS!" Len ikut menyahut.
"Bohong ah." Aku mengelak.
"SERIUSAN, MIKU!" 3 sahabatku membentak.

"M-MAAF, MAAF! CUMA BERCANDA KOK!" Aku hanya bisa ketawa-ketawa nggak jelas.

"Dasar." Rin dan Len mencibir.

~Miku

Sankaku Kankei!!! 14

"GARA-GARA ADA KAU, TETO JADI MEMILIH BERSAMAMU!" Bentak Ted galak.
"So?" Mikuo cuek.
"Gini, sejujurnya, aku nggak mau Teto tertarik padaku." Mikuo mencibir.
"LALU KENAPA DIA SAMPAI PINDAH KELAS DEMI KAMU!?" Ted masih marah-marah.
"Tanya aja sendiri, emang aku wartawan?" Mikuo mendengus.

"KAMU!" Ted  semakin emosi.

"KAMU... HARUS... MEMBERIKAN MIKUO-KUN PADAKU!" Teto menyeringai.
"Ha? Memangnya aku pembantu-mu yang bisa seenaknya kau suruh!? NGGAK!" Balasku.
"Kau!" Teto bersiap menamparku.
"APA!? TAMPAR AJA! NGGAK TAKUT!" Bentakku kesal. Biasalah, terbawa emosi.
"AKU BENAR-BENAR MUAK DENGAN DIA!" Teto menjerit emosi.

"KAU PIKIR AKU NGGAK MUAK DENGANMU!? KAU ITU EGOIS, HANYA KARENA KAU MODEL, BUKAN BERARTI KAU BISA BERLAKU SEENAKMU DONG?!" Aku berteriak kesal.
"AKU LEBIH KAYA DARIMU! AKU BISA MELAKUKAN APAPUN YANG KUMAU, HANYA TINGGAL MENJENTIKKAN JARI, SEMUA SELESAI." Teto membalasnya.

"Memang benar kata Len, kau itu SANGATLAH EGOIS." Aku memegang kedua bahu Teto, lalu balik mendorongnya.

Saat Teto akan mendorongku lagi, dengan cepat aku berteriak...

"STOP!!!! AKU NGGAK MAU DISENTUH OLEH ORANG EGOIS SEPERTIMU!!! MENGGELIKAN." Dan, aku kembali ke 11-B dengan perasaan yang bercampur-aduk.

"Lepasin." Mikuo menepis cengkraman Ted, dan menoleh kearah Teto dan Ted, dia berkata...

"Kalian itu cocok." Sambil menyeringai, dia berlari keluar.

"Aduh..." Mikuo menggerutu sambil menoleh kanan-kiri.

"Mikuo, kalau kau cari Miku, lebih baik cari ke 11-B." Rin mengagetkan Mikuo.

"O-Oke!" Mikuo meninggalkan Rin dan menuju 11-B.

Saat Mikuo sampai di 11-B, Meiko-sensei sedang mengajar, tadinya Mikuo ingin mengurungkan niatnya untuk menemuiku, tapi...

TOK!
TOK!
TOK!

"Permisi, Meiko-sensei..." Panggil Mikuo. Meiko-sensei menoleh.
"Kenapa?" Tanya Meiko-sensei.
"Saya kesini mau cari Miku, Sensei." Mikuo meyunggingkan sedikit senyum.

Aku masih sibuk mencatat, ehm, tepatnya menggambar-gambar pemandangan, sampai tidak sadar bahwa Meiko-sensei memanggilku.

"MIKU!!!" Jerit Lenka yang duduk disampingku.
"EH! IYA?" Aku menoleh.
"Dipanggil Meiko-sensei." Sahut Lenka.

Aku berjalan menghampiri Meiko-sensei.

"Maaf Sensei, ada apa?" Tanyaku.
"Tuh, kamu dapet fans." Goda Meiko-sensei sambil mendorongku ke luar kelas.

Di Luar...

"Hentikan kebiasaan ngaret-mu, bisa?" Tanya Mikuo.
"M-MIKUO! NGAPAIN DISINI?" Tanyaku kaget.
"Ikut aku, tepatnya, temenin." Mikuo menarik tanganku ke 11-A.
"NGAPAIN KE 11-A LAGI SIH?!" Gerutuku sebal.
"Udahlah, jangan banyak protes." Mikuo mencibir

Kira-kira... Ngapain ya?

~Miku